Ada Kuntulan di Satu Benih. IKAWANGI atau Ikatan Keluarga Besar Banyuwangi mengadakan acara Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 8 Oktober 2023. Acara diawali dengan pawai dari Desa Daru menuju lokasi di Satu Benih. Berbagai budaya dan tradisi ala Banyuwangi meramaikan suasana. Pakaian, makanan, sholawatan ala Banyuwangi, dan seni Kuntulan membuat suasana semakin semarak.
Kuntulan adalah seni tradisional masyarakat Banyuwangi yang dipadukan dengan budaya Timur Tengah. Alat musik yang digunakan adalah rebana dan kluncing dengan lagu pengiring menggunakan Bahasa Osing.
Kuntulan dikembangkan dan disebarluaskan oleh Syekh Maulana Ishak pada masa dakwah Islam di wilayah Kerajaan Blambangan. Penyebarluasan Kuntulan kemudian berhenti setelah ia diusir oleh para penguasa kerajaan. Kuntulan kemudian berkembang pada masa kekuasaan Kesultanan Mataram di wilayah Blambangan pada abad ke-17 Masehi diikuti dengan masyarakat Blambangan yang menerima Islam sebagai agama mereka.
Penamaan Kuntulan berasal dari nama “burung kuntul”. Warna putih pada burung ini dijadikan sebagai kostum para penari. Burung kuntul hidup berkelompok sehingga melambangkan kebersamaan dan kekeluargaan. Nama kuntulan juga merupakan gabungan dua kata dalam Bahasa Arab yaitu kuntu dan lailan yang berarti saya di waktu malam. Nama ini dimaknai sebagai kegiatan mengisi waktu luang bagi para santri
Berbagi kebahagiaan bersama anak-anak yatim di Satu Benih menjadi salah satu ciri khas warga IKAWANGI.
IKAWANGI yang diketuai oleh Pak Sujiono ini berhasil menjaga adat dan budaya meski berada jauh di kampung asalnya. Suasana keakraban dan kekompakan antar mereka terlihat sangat jelas. Dan bagi anak-anak yatim Satu Benih, nama IKAWANGI tidak asing, karena mereka sering berbagi kebahagiaan bersama mereka. Termasuk di acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini.
Shollu ‘alaa Muhammad
0 Comments